Allah Penuhi Janji-Nya

on Minggu, 23 November 2008

Penulis : Douna Sheva

Umat Israel diijinkan untuk pulang ke negerinya oleh Raja Koresy yang adalah Raja Persia, dengan firman yang diucapkan oleh Yeremia, dengan bunyi perintahnya bahwa “segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepada ku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagiNya di Yerusalem yang terletak di Yehuda...dan ayat selanjutnya yang mengatakan bahwa penduduk setempat akan menyokong mereka dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, disamping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem (Ezra 1:2-4)”.

Jemaat terkasih, pernahkan terpikirkan bagaimana Allah menggerakan hati raja Koresy untuk memberi kebebasan kepada umat Israel, dan bukan cuma kebebasan tapi juga sokongan harta benda, bukankah ini sungguh ajaib?. Sesuatu yang tidak pernah disangka-sangka oleh umat Israel bahwa mereka akan kembali ketempat mereka dengan sukacita. Sekembalinya mereka dari tempat pembuangan, umat Israel bersukacita dan melakukan perayaan-perayaan serta persembahan korban bakaran kepada Tuhan. Mereka berkumpul dengan penuh ungkapan syukur karena kebaikan Tuhan yang membiarkan mereka kembali ke negeri mereka dan membangun mezbah bagi Tuhan.

Saya teringat sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Maria Carey dan whitney Housten yang syairnya mengatakan begini “there can be miracle when you belive”. Akan ada keajaiban asal kau percaya. Bagaimana umat Israel percaya bahwa tangan Tuhan memberikan perlindungan dalam kehidupan mereka, bahwa suatu saat Allah pasti menggenapi janjiNya untuk membawa mereka keluar dari tempat pembuangan, dan itu nyata. Tuhan menyatakannya dalam kembalinya mereka dari negeri pembuangan dengan suatu kebebasan, dan mereka mengucap syukur untuk segala kebaikan Tuhan.

Dalam kehidupan ini kita senantiasa diperhadapkan dengan 2 hal yakni realita dan harapan. Keduanya jelas tidak selalu sama sebab harapan adalah sesuatu yang kita dambakan untuk menjadi kenyataan sedangkan realita ialah segala sesuatu yang terjadi terlepas kita suka atau tidak suka, menginginkan atau tidak menginginkannya. Oleh sebab itu betapa sering kita menjumpai banyak orang kurang siap menghadapi realita. Apa kaitannya dengan perenungan kita hari ini?. Kaitannya ialah janji Tuhan bahwa Ia melindungi dan menjaga kita terus berlaku bagi kehidupan kita orang yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan, namun persoalannya adalah dapatkah kita menerima janji Tuhan secara imani ketika realitas kehidupan yang kita jalani jauh dari harapan kita sebagai anak Allah?

Ada beberapa langkah untuk memahami realitas kehidupan yang berat dengan pertolongan janji Tuhan yang dijanjikan kepada kita sebagai anak Allah:
1. menyadari sepenuhnya bahwa Allah penentu sejarah kehidupan
2. Allah adalah Allah yang rencanaNya sempurna
3. Pertolongan Allah cepat atau lambat pasti diberikan
4. Allah setia dan rencanaNya selalu ditepati
5. Allah setia pada janjiNya

Jemaat terkasih ketika karya Allah ada dan dialami oleh kita maka kita harus bersukaria di dalam Allah. Dan kita harus yakin bahwa rencana dan waktu Tuhan yang menjadi penentu perjalanan kehidupan kita, disinilah Iman kita harus teguh kepada Tuhan yang memberikan pengharapan bagi kita.

Jemaat terkasih, terkadang kita tidak merasa bahwa Tuhan membuat banyak keajaiban dalam kehidupan kita sebagai bukti bahwa Ia baik dan Ia melindungi kita. Seringkali dalam kegagalan kita, kita merasa bahwa Tuhan terlalu jauh dan Ia tidak memperhatikan kita, tanpa kita sadari Tuhan sedang merencanakan banyak hal indah dalam kegagalan kita. Kita akan melihat rencana Tuhan yang terbaik dan nyata dalam kehidupan kita jika hanya kita percaya bahwa Ia Allah yang penuh kasih itu akan memenuhi segala hal yang terbaik dalam kehidupan kita.

Seperti halnya umat Israel bersyukur dengan perayaan pondok daun dan korban bakaran, kita juga sebagai umat percaya harus memberikan ungkapan syukur yang bukan hanya keluar dari mulut kita, tapi juga dari perbuatan kita. bagaimana kita memberikan ungkapan syukur kita untuk semua hal yang sudah Tuhan buat dalam kehidupan kita. Lewat persembahan kita untuk orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita, contohnya panti-panti asuhan, pengemis di pinggir jalan, orang sakit yang membutuhkan doa dan uluran tangan kita, persembahan atau sumbangan-sumbangan kita bagi pembangunan-pembangunan gereja, dan tempat-tempat sosial lainnya. Disinilah kita belajar untuk memberi ungkapan syukur kita kepada orang-orang yang membutuhkan sebagai bukti bahwa kita bersyukur untuk kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita.
Saya mengutip doa yang diucapkan Bunda Teresa dalam mensyukuri semua kebaikan Tuhan dalam hidupanya, untuk kita pahami bersama.

“Sang Sabda tercinta, ajarilah aku berhati luhur, sebagaimana pantas bagi Mu. Ajarilah aku memberi tanpa pamrih, berjuang tanpa mengeluh kesakitan dan bekerja tanpa mengaharapkan upah. Ajarilah aku untuk menyerahkan diri seutuhnya kepada kehendak Allah. Sebab satu-satunya yang ku inginkan adalah selalu melaksanakan kehendak-Nya didalam segalanya”.

Menerima kehendak Tuhan dan melaksanakan kehendak Nya, itu yang harus kita pahami dalam kehidupan kita. Untuk tetap berpegang teguh pada janji Tuhan, mengucap syukur untuk semua kebaikanNya, dan melakukan kehendakNya dalam kehidupan kita. Jangan takut karena Tuhan melindungi dan menopang kita dari segala marabahaya. Dan Ia selalu menggenapi janjinya dalam kehidupan kita. Bersukacitalah senantiasa karena Allah mengasihi kita. Amin

)* Penulis adalah mahasiswa Fakultas Theologi UKSW

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan isi pesan Anda pada kolom ini. Pesan ini terbuka baik untuk komunitas GITJ Salatiga atau pengunjung umum lainnya...

Pilih "Beri Komentar sebagai : Name/URL" agar Anda bisa mengisikan nama Anda, kemudian isikan Nama dan URL Anda. Jika Anda tidak memiliki URL, Anda bisa mengisinya dengan bebas, misalnya : www.agus.com, atau www.kristo.org dan sebagainya.